Jumat, 20 April 2012

KURANGNYA MINAT REMAJA MEMPELAJARI KESENIAN TRADISIONAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Di zaman sekarang kebanyakan remaja tidak peduli dengan kebudayaannya masing-masing. Mereka lebih memilih mempelajari tarian modern (Modern Dance), bahkan bergaya hidup ke barat-baratan. Padahal bila sampai kebudayaan kita hilang,kita sudah tidak mempunyai ciri khas tersendiri dari daerah tersebut.
Di samping kurangnya kesadaran dari kita, kita juga kurang peduli dengan kebudayaan yang kita punya. Padahal kalau kita kembangkan serta melestarikannya kita akan menjadi bangsa yang penuh warna. Kita sudah memiliki ragam budaya,bahasa,dll. Tetapi mengapa kita tidak sadar akan itu semua.
Mari kita bangun Bangsa kita tercinta demi kemajuan yang lebih baik, sebelum terlambat atau saksikan kebudayaan kita punah tanpa bekas dan hanya jadi cerita legenda belaka yang nantinya juga akan terhapus dari memori anak cucu kita nanti atas nama modernitas dan kemajuan zaman.


1.2  Rumusan Masalah
Ø  Apa yang dimaksud dengan Seni Tradisional ?
Ø  Mengapa kita harus mempelajari Kesenian Tradisional ?
Ø  Hal apa saja yang di pelajari dari Kesenian Tradisional ?
Ø  Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap Kesenian Tradisional Indonesia ?
Ø  Kapan Kesenian Tradisional mendapat perhatian lebih ?

1.3  Maksud dan Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah saya kemukakan saya membuat makalah mengenai “Kurangnya Minat Remaja Mempelajari Kesenian Tradisional” karena saya ingin memberi ilmu serta pengetahuan agar remaja Indonesia lebih mengenal kesenian tradisional Indonesia. Selain itu kita juga dapat membantu pemerintah untuk mendorong dan memotivasi remaja untuk mulai mengenal budaya bangsa sendiri,karena remaja merupakan generasi penerus dan aset bangsa.



  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Seni Tradisional
Seni Tradisional adalah Unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat  dalam suatu kaum /suku /puah/bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari Tradisional namun bisa musnah karena ketidak adanya ingin tahu untuk mengikuti tradisi tersebut.
            Seni Tradisional Indonesia
                   Seni Tradisional di Sumatera
o   Seni Tradisional Aceh
o   Seni Tradisional Gayo
o   Seni Tradisional Melayu
§  Seni Tradisional Melayu-Sumatera Timur
§  Seni Tradisional Melayu-Riau
§  Seni Tradisional Melayu-Jambi
o   Seni Tradisional Karo
     
o   Seni Tradisional Batak
§  Seni Tradisional Batak-Simalungun
§  Seni Tradisional Batak-Tapanuli Utara
§  Seni Tradisional Batak-Tapanuli Selatan
o   Seni Tradisional Minangkabau
o   Seni Tradisional Mentawai
o   Seni Tradisional Anak Kubu
o   Seni Tradisional Bengkulu
o   Seni Tradisional Palembang
o   Seni Tradisional Bangka-Belitung
o   Seni Tradisional Lampung
Seni Tradisional di Jawa
o   Seni Tradisional Banten
o   Seni Tradisional Betawi
o   Seni Tradisional Sunda
o   Seni Tradisional Banyumasan
o   Seni Tradisional Jawa
o   Seni Tradisional Madura
o   Seni Tradisional Osing

      

Seni Tradisional di Kalimantan
o   Seni Tradisional Melayu-Kalimantan
o   Seni Tradisional Banjar
o   Seni Tradisional Dayak
o   Seni Tradisional Tidung
Seni Tradisional di Sulawesi
o   Seni Tradisional Bugis
o   Seni Tradisional Buton
o   Seni Tradisional Gorontalo
o   Seni Tradisional Minahasa
o   Seni Tradisional Toraja
o   Seni Tradisional Kulawi
Seni Tradisional di Nusa Tenggara
o   Seni Tradisional Bali
o   Seni Tradisional Sasak
o   Seni Tradisional Bima
o   Seni Tradisional Flores
o   Seni Tradisional Sumba
o   Seni Tradisional Timor

    
Seni Tradisional di Maluku
o   Seni Tradisional Ambon
o   Seni Tradisional Maluku Utara
o   Seni Tradisional Kei dan Tanimbar
Seni Tradisional di Papua
o   Seni Tradisional Asmat
Jenis Seni Tradisional
          Alat Tabuh
o   Gamelan
o   Gendang/Kandang
o   Marwas
Alat Tiup
o   Serunai
o   Suling
Alat Gesek
o   Rebab
Alat Petik
o   Sitar/siter      
Drama dan Seni Tari
o   Bangsawan
o   Ketoprak
o   Lenong
o   Ludruk
o   Makyong
o   Menora
o   Wayang
Olahraga dan Permainan
o   Gasing
o   Garapan Sapi
o   Kateda
o   Main Hadang
o   Patok Lele
o   Pencak Silat
o   Perisaran
o   Sepak Takraw
o   Zawo-zawo
o   Talak Babi


2.2 Seni Tradisional di Jawa
Ludruk
Kata ludruk berasal dari bahasa lodrok (Bahasa Jawa). Kata itu di kategorikan ke dalam bahasa tingkat ngoko yang berarti badhut “lawak”. Kata ludruk juga bermakna jembek,jeblok,gluprut,badut dan teather rakyat.
Hasil penelitian Suripan Sardi Hutomo,menurut kamus Javanasch Nederduitssch Woordenboek karya Gencke dan T.Roorda (1847), Ludruk artinya Grappermaker (Badutan).
Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang di peragakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari,cerita perjuangan dan lain sebagainya yang di selingi denangn lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.
            Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya meski terkadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang,Malang,Madura,Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa luges yang di gunakan dalam ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek (tukang becak,peronda,supir angkutan,dll).
            Sebuah pementasan ludruk yang biasa di mulai dengan Tari Remo dan di selingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerankan  “Pak Sakera”, seorang jagoan Madura.     
            Ludruk berbeda dengan ketoprak yang berasal dari Jawa Tengah. Cerita ketoprak sering di ambil dari kisah zaman dahulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari (biasanya) kalangan wong cilik.
            Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi masyarakat terhadap minat ludruk. Pertama, penggunaan bahasa setempat (daerah) merupakan faktor paling utama karena bagaimana pun juga, bahasa daerah akan mudah di tangkap dan di pahami terutama kaum awam. Kedua, tradisi lokal yang merupakan kebiasaan masyarakat gedunagan lebih menyukai kesenian. Kesenian lokalitas seperti keberadaan ludruk dari pada kesenian luas. Ketiga, ludruk menjadi hiburan. Dari ke khasan ini, ludruk mempunyai daya tarik tersendiri yang melebihi dari kesenian lainnya.
            Di samping itu, ludruk ini merupakan sebuah pertunjukkan (drama) kelas bawah yang pada pembukaan adegannya selalu menampilkan humor-humor yang mampu memperdayakan perhatian banyak orang melalui empati, sehingga dalam setiap pertunjukannya kesenian ini selalu memberikan stimulus kepada para penonton untuk melakukan timbale balik yang merupakan bentuk interaksi sosial.
      
2.3 Seni Tradisional Perlu di Bela
Kesenian daerah masih sangat rentan posisinya untuk bersaing dengan kesenian asing sehingga perlu suatu pembelaan untuk melindungi eksistensinya di tengah arus globalisasi yang semakin mempersempit ruang gerak kesenian daerah kesenian tersebut. Meskipun bukan usaha yang mudah, namun kata seorang peneliti budaya, Edi Sedyawati, Kesenian daerah memang sangat membutuhkan pembelaan dari pihak-pihak terkait . Hal itu juga harus di letakan dalam target utama setiap program yang akan di lakukan. “Kesenian daerah perlu di beri ruang gerak yang luas dalam penyajianagar dapat leluasa dalam berekspresi dalam menciptakan keindahan seni demi menarik perhatian konsumen.” Katanya dalam saresahan dan curah pendapat pelestarian seni tradisional Menkokesra,Jakarta,Selasa (21/7).
Menurutnya, kesenian daerah semakin jauh diminati konsumen, jika di banding dengan kesenian-kesenian asing. Ia mencontohkan banyaknya sinetron serta tayangan-tayangan lain di media yang jauh dari budaya masyarakat Indonesia.
Ia mengatakan, Industri budaya perlu di arahkan secara tegas dan serius untuk menangani proyek-proyek kesenian daerah agar mampu “menjual”  seni tradisional dan semakin di gemari masyarakat. Hal yang tidak kalah penting lanjutnya, adalah yang berkaitan dengan penyebaran informasi tentang kelebihan kesenian daerah terhadap konsumen. “Pengenalan terhadap berbagai ragam seni daerah harus di sebarluaskan jangan hanya di satu tempat yaitu asal kesenian itu muncul, tetapi juga di seluruh penjuru tanah air agar masyarakat dapat lebih mengenal seni-seni budaya yang ada di seluruh negeri.” tuturnya.

2.4  Bagaimana Sikap Remaja Saat Ini Terhadap Kesenian  Tradisional?
Menurut Iman mengatakan, kalau ada juga paling sikapnya mengkritisi orang yang menghawatirkan masalah ini, menurut saya pasti yang hidup di Jakarta atau di kota besar lainnya di pulau Jawa beda persoalannya jika kamu hidup di Bali. Besar atau kecil pasti ada pengaruh dari budaya luar, tapi terbukti sampai detik ini kesenian tradisional Bali masih tetap exist.
Yang seharusnya menjadi bahan perenungan mengapa adalah kenapa remaja yang di salahkan jika tidak tertarik pada kesenian tradisional jika sistemnya sudah jelas seperti di Bali, tentu remaja pun ada saja yang tertarik mempelajari kesenian tradisional. Apapun motivasinya.
Menurut Hidayato mengatakan, para remaja saat ini cenderung menyukai sampai meniru kebudayaan luar. Adanya fasilitas seperti internet, televisi, radio, majalah yang banyak menampilkan kebudayaan asing, membuat para remaja tidak dapat membendung rasa keingintahuan merek untuk mencoba dan meniru kebudayaan asing tersebut. Sehingga kebudayaan lokal menjadi tidak mereka sukai, dan mereka cenderung menganggap kebudayaan lokal sebagai kebudayaan kuno atau ketinggalan jaman, sedangkan kebudayaan asing mereka anggap sebagai kebudayaan yang modern & maju.
Kebudayaan luar itu seharusnya di sikapi dengan cermat, apakah kebudayaan asing ini bertentangan dengan kebudayaan lokal atau tidak, bukan langsung diterima begitu saja. Jika tidak bertentangan dengan lokal kita bisa mengolah kebudayaan asing tersebut dengan kebudayaan lokal, dan menciptakan suatu perpaduan yang unik sehingga para remaja tidak merasa bosan dengan kebudayaan lokal.










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan daerah merupakan kesenian tradisional yang di miliki oleh setiap daerah, maupun suku yang ada di Indonesia. Kebudayaan daerah yang di miliki Indonesia merupakan sebuah aset mahal dan berharga nilainya, karena kebuyaan lokal yang di miliki Indonesia memiliki ciri dan identitas yang berfungsi sebagai pemerkaya dan pemersatu keragaman kebudayaan yang ada di Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Namun dalam usaha memperkokoh ketahanan bangsa banyak sekali tantangan zaman dan pencegahan pencurian-pencurian hasil kebudayaan oleh negara lain, serta pemberian motivasi terhadap para pemuda untuk ikut dalam memperkokoh ketahanan bangsa melalui kebudayaan daerah.   

3.2 Saran
Dalam usaha memperkokoh ketahanan bangsa Indonesia dengan kebudayaan daerah. Para warga masyarakat terutama para pemudanya di wajibkan untuk ikut berperan serta dalam pelestarian kebudayaan daerah, namun bukan hanya masyarakat saja yang di beban dalam hal ini para pemerintah pun di harapkan dapat tanggap dan ikut berperan serta dalam pelestarian budaya daerah agar tidak di klaim oleh negara lain.
Mempromosikan kebudayaan lokal yang di miliki Indonesia melalui media cetak, maupun elektronik ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia maupun ke berbagai negara luar di dunia sangat di harapkan untuk ikut dan berperan serta membantu pemerintah untuk memperkokoh ketahanan bangsa.